PETANI WAHID

Saya sangat mengagumi dunia pertanian, saat ini sedang belajar bertani melalui buku, internet, dan pengalaman orang lain .... semua ilmu yang saya peroleh, saya masukkan ke blog ini ... terutama pertanian organik .... Blog ini juga berisi kumpulan searching Petani Wahid mengenai pertanian... saya akan usahakan tampilkan sumbernya ......

Kamis, 21 Agustus 2008

Budidaya Bawang Merah

Bawang merah merupakan salah satu tanaman sayuran yang menjadi menu pokok hampir pada semua jenis masakan dengan fungsi sebagai penyedap masakan. Fungsi esensial pada bawang merah menunjukan jumlah penggunaan pada tiap masakan yang memerlukan penyedap sayuran ini, namun apabila mayoritas masyarakat di Bumi Pertiwi ini menggunakannya, maka dapat dipastikan bahwa secara keseluruhan jumlah penggunaan bawang merah sangatlah besar.
Pada kondisi seperti sekarang ini, Indonesia yang sedang dalam keadaan krisis ekonomi harus dapat mengoptimasikan penggunaan sumber daya alamnya sebagai salah satu jalan untuk dapat memulihkan kondisi perekonomiannya. Sebagai negara agraris sejak dahulu dan dengan dengan potensi alam yang memadai, sebenarnya kita tidak perlu menjadi negara pengimpor bawang merah seperti sekarang.



Sejarah


Tanaman bawang merah diduga berasal dari Asia, terutama Palestina, India, Utara Pakistan dan daerah pengunungan Iran dan juga berkembang ke Mesir dan Turki.
Dari berbagai penelusuran dalam literatur, menunjukan bahwa zaman I dan II Dynasti (3200 - 2700 sebelum masehi) bangsa mesir sering melukiskan bawang merah pada patung dan tugu-tugu mereka. Di Israel, tanaman bawang merah dikenal pada tahun 1500 SM.
Hingga sekarang hampir diseluruh negara di dunia ini mengenal bawang merah. Negara-negara yang menjadi produsennya antara lain; Jepang, USA, Rumania, Italia, Iran, Meksiko, Vietnam, China, dan Philipina.





Daerah penyebaran
Daerah penyebaran bawang merah di Indonesia antara lain; Brebes, Tegal, Cirebon, Kuningan, Pekalongan,Wates (Yogyakarta), Solo, Sumenep (Madura), Soreang dan Madur (Bandung).
Berdasarkan surei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia tahun 1991, luas panenan bawang merah 70.989 hektar dengan total produksi 509.013 ton.




Kegunaan
Bawang merah termasuk sayuran umbi yang multiguna paling utama kegunaannya adalah sebagai bumbu penyedap masakkan, sebagai bawang goreng pasaranya telah menembus pasar ekspor ke Singapura, produsennya adlah kebupaten Kuningan (Jawa Barat).
Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dari senyawa alliin atau allisin yang oleh enzim alliin liase diubah menjadi asam piruvat, ammonia dan allisin anti mikroba yang bersifat bakterisida.
Dalam dunia industri makanan bawang merah sering diawetkan dalam kaleng (canning), sous, sop kalengan, tepung bawang dll.

Aspek Ekonomi


Bawang merah termasuk komoditas utama dalam prioritas pegembangan sayuran di Indonesia, karena setelah ratusan tahun dibudidayakan sekaligus merupakan sumber pendapatan bagi petani dan ekonomi negara ini.
Meskipun fluktuasi harga bawang sering turun naik, usahatani bawang merah ini sangatlah prospektif untuk diusahakan dan dapat dijadikan andalan, mengingat permintaan akan bawang merah terus meningkat, tidak hanya pasar didalam negri tapi juga pasaran eksport.
Pada periode tahun 1986 – 1990, ekspor bawang merah Indonesia mencapai 89.678 kg, senilai US $ 14.309, dengan negara tujuan Singapura, Malaysia dan Hongkong, Tetapi Sekarang Kondisi ini terbalik karena kita adalah pengimpor bawang merah, hal ini dikarenakan oleh sentra-sentra bawang merah seperti Brebes, Tegal, Cirebon tanah pertaniannya mengalami degradasi hara untuk komoditas bawang merah, sehingga hal ini menjadikan peluang daerah lain meningkat untuk dikembangkan mengantikan fungsi sentra-sentra yang telah terdegradasi tersebut. menurut pemantau berita RRI dan Koperasi Pasar Induk Caringin harga bawang merah sekarang pada tingkat petani berkisar Rp 6.500,- sampai Rp. 7.000,-, antar pedagang Rp. 7.000,- sampai Rp. 8.000,- dan di tingkat konsumen akhir antara Rp. 10.000,- sampai Rp. 12.000,-, hal ini disebabkan juga karena faktor produksi (pupuk, pestisida, dan tenaga kerja) mengalami peningkatan harga.

Data Biologi

DATA BOTANI BAWANG MERAH
Tanaman bawang merah dalam tata nama tumbuhan, termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Lilialaes (Liliaflorae)
Famili :Liliales
Genus :Allium
Spesies :
Allium ascalonicum L.

Akar
Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam tanah.
Batang
Memiliki batang sejati atau disebut "diskus" yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga.
Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodite) dan dapat menyerbuk sendiri atau silang.
Buah dan Biji
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji banwang merah dapat digunkan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

SYARAT TUMBUH
Syarat Iklim
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1.100 m (ideal 0 – 800 m) di atas permukaan laut, tetapi produksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung keadaan iklim meliputi:
Suhu udara antara 25o – 32o C dan iklim kering.
Tempat terbuka dengan pencahayaan + 70%, karena bawang merah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup panjang (long day plant).
Tiupan angin sepoi-sepoi berpengaruh baik bagi tanaman terhadap laju fotosintesis dan pembentukan umbinya akan tinggi.
Drainase dan porositas tanah bagus, namun dapat menjaga kelembaban tanah.

2. Syarat Tanah
Bawang merah tumbuh baik pada tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan dukungan syarat sebagai berikut:
Jenis tanah yang palin baik adalah lempung berpasir atau lempung berdebu.
Derajat keasaman tanah (PH) tanah untuk bawang merah antara 5,5 – 6,5.
Tata air (drainase) dan tata udara (aerasi) dalam tanah berjalan baik, tidak boleh ada genangan.

TEKNIK BUDIDAYA

PEMBIBITAN
Bawang merah dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu bahan tanaman berupa biji botani (true shallot seed, TSS) dan umbi bibit. Dengan menggunakan biji untuk satu hektar diperlukan paling sedikit + 3 kg, dengan potensi hasil mencapai 9 – 11,5 ton dipanen pada umur + 80 hari setelah tanam dengan waktu persemaian selama + 30 hari. Sedangkan dengan menggunakan umbi memerlukan prasyarat kualitas (mutu) yang baik, meliputi:
Ukuran umbi terdiri atas 2 kelas, yaitu umbi besar (kelas I) beratnya 5 – 7,5 gram/umbi dan umbi sedang (kelas II) beratnya 2,5 – 7,5 gram/umbi.
Tanaman dipanen pada umur antara 65 – 75 hari setelah tanam, dan dalam keadaan sehat.
Bakal Bibit Telah mengalami masa penyimpanan antara 60 – 90 hari.
Kebutuhan bibit umbi 1.000 – 1.200 perhektar atau + 200.000 umbi, sebelum ditanamkan umbi sebaiknya diperlakukan dengan memotong 1/3 bagian pada ujung umbi. Perlakuan ini memiliki keuntungan, antara lain pertumbuhan merata, umbi cepat tumbuh, dan berpengaruh terhadap makin banyaknya anakan maupun jumlah daun, sehingga hasil umbinya meningkat. (hasil penelitian Balithor Lembang).


PENYIAPAN LAHAN
Penyiapan lahan dilakukan dengan pembukaan areal lahan dan membersihkan dari rumput dan batu dalam kebun.
Tanah dicangkul cukup dalam hingga strukturnya gembur, dibuat bedengan lebar 80 cm x panjang 200 cm x tinggi 20 cm dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm dibuat lubang pupuk kemudian diberi pupuk kandang + 15 – 20 ton/hektar.
Antar bedengan di buatkan parit kedalaman + 10 –15 cm dengan jarak bedengan + 40 cm, bedengan diratakan hingga siap untuk ditanami.

PENANAMAN

Waktu penanaman terbaik adalah pada bulan Mei/Juni – Agustus/September, sehari sebelum tanam tanah bedengan disiram hingga cukup lembab.
Bersamaan penanaman diberikan pupuk dasar NPK dengan dosis 200 kg/hektar, pupuk tersebut dicampur rata dengan pupuk kandang dan tanah pada lubang tanam. Kemudian bawang ditanamkan 2/3 bagian umbi pada sisi lubang tanam, jangan sampai terkena pupuk secara langsung dan jangan terbalik.

PEMELIHARAAN TANAMAN
Kegiatan pemeliharaan tanaman bawang merah meliputi pekerjaan sebagai berikut:
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada awal pertumbuhan hingga umur + 7 hari setelah tanam, dengan cara menganti bibit yang mati atau busuk.
Pengairan
Bila saat awal penanaman hujan masih turun, perlu diperhatikan adalah drainase bedengan, apabila pada saat itu dalam kondisi iklim kering perlu dilakukan penyiraman intensif 2 – 5 kali dalam seminggu. Saat mendekati masa pembentukan umbi pengairan harus berangsur-angsur dikurangi.

PEMUPUKAN
Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Aplikasi pemupukan dilakukan pada waktu:
Awal penanaman, dengan menggunakan campuran pupuk organik dosis 20 ton/ha yang dicampur dengan pupuk anorganik NPK (15:15:15) dosis 200 kg/ha pada – 3 hari sebelum tanam.
10 hari setelah tanam dengan dosis NPK 200 kg /ha dengan jalan dilakukan penugalan sebelum pumupukan diantara pertanaman bawang merah.
30 hari setelah tanam dengan pupuk campuran antara 100 kg Urea dengan 100 kg ZA diaplikasikan dengan dimasukan pada lubang penugalan diantara petanaman bawang merah.
Pupuk daun ppc sitozim micro disemprotkan pada 15 dan 50 hst(hari setelah tanam) dengan dosis 0.5 ltr + 1 kg Mn SO4 dalam 200 liter air.

PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada umur tanaman 3 minggu dan 5 minggu dengan cara menyiangi rumput-rumput dan gulma yang tumbuh diantara tanaman dengan hati-hati jangan sampai akar bawang ikut tercabut.

PEMOTONGAN TANGKAI BUNGA
Kurang Alebih pada umur 35 hst, beberapa varietas atau kultivar bawang merah yang mudah berbunga akan mulai keluar tangkai-tangkai bunga, tangkai-tangkai bunga ini sebaiknya dipotong agar zat-zat makanan dapat secara optimal terserap pada umbi.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Pengendalian Hama pada tanaman bawang merah dilakukan dengan menggunakan cara gabungan antara pengendalian menggunakan musuh alami, menggunakan cara manual, dan terakhir menggunakan cara kimiawi.
Hal ini ditempuh karena bawang telah ratusan tahun dibudidayakan manusia, sehingga hama dan penyakit tanamannya mengalami psoses evolusi kearah resistensi terhadap penggunaan bahan pestisida kimia.


PENGENDALIAN HAMA
Hama-hama terpenting bawang merah di antaranya adalah:


Ulat bawang (Spodoptera exiqua HBN), biasa disebut ulat grayak,

pengendaliannya:

rotasi tanaman, waktu tanam serentak, dengan memasang sex Pheromone (Ugratas biru), dan disemprot dengan lannate 50 WP 1,5 gr/liter, Orthene 75 SP 1 gr/ltr, curacron 50 EC. 1,5 – 2 cc/ltr.


Trips (Thrips tabaci Lind.), kutu daun
Pengendalian dengan:

Waktu tanam tepat bulan april – Juli, Kimiawi disemprot dengan Bayrusil 25 EC 2 cc/ltr, curacron 50 EC. 2 cc/ltr.


Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn), secara manual ulat tanah dikumpulkan pada saat senja hari diantara pertanaman, menjaga kebersihan diareal pertanaman, secara kimiawi dibuatkan umpan beracun dengan campuran Dipterex 95 SL 125 – 250 gr + dedak 100 kg + gula merah 0,5 kg – 1 kg + air 10 ltr, dengan mencampur secara merata dan di pasangkan pada saat senja hari disekeliling tanaman banwang merah.


PENGENDALIAN PENYAKIT


Pengendalian penyakit utama bawang merah meliputi:
Bercak ungu atau trotol (Alternaria porri (EN,) Cif.)
Pengendalian dengan rotasi tanaman yang bukan bawang-bawangan, disemprot dengan fungisida efektif, seperti antracol 70 WP, Dithane M-45, Deconil 75 WP, Agrisan 25 WP dengan takaran dosis 2 gr/ltr.

Antraknose (Colletotrichum gloesporiodes Penz)
Pengendalian dengan rotasi tanaman, disemprot dengan fungisida Antracol 70 WP, Polyram M 80 WP, Daconil 75 WP, dengan dosis 2 gr /ltr.

PEMANENAN
Panen dilakukan pada umur + 65 – 75 hst dengan ciri-ciri tanaman:
Tanaman sudah cukup tua dengan hampir 60%-90% batang telah lemas dan daun daun menguning.
Umbi lapis terlihat penuh padat berisi dan sebagian tersembul dipermukaan tanah.
Warna kulit telah mengkilap atau memerah, tergantung variets atau kultivarnya.
Cara panen dengan mencabut tanaman bersama daunnya dan diusahakan agar tanah yang menempel dibersihan. Saat panen harus pada kondisi kering.

Prospek Produk


Prospek produk-produk pertanian pada masa sekarang mengalami peningkatan nilai, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang melingkupi pertanian. Dengan dinaikannya harga dasar gabah untuk mengimbangi
kenaikan harga-harga faktor produksi pertanian, maka memicu kenaikan harga hampir seluruh komoditas pertanian.
Bawang merah juga terkena imbas dari masalah diatas, tetapi dengan pola konsumsi pada masakan dan penggunaan bawang merah olahan pada industri makan yang semakin meningkat, kebutuhan bawang merah tidak dapat tercukupi oleh produksi nasional, hingga perlu dilakukan impor dari Philipina dan Vietnam. Kelangkaan bawang merah di pasaran memicu kenaikan harga yang membumbung hingga 400% itupun dengan cadangan pasar yang terbatas.
Pasar-pasar yang potensial untuk bawang merah meliputi hampir seluruh kota yang ada diwilayah Indonesia karena penggunaan bawang merah telah membudaya dimasyarakat. Potensi ini tercatat dipasar induk Caringin sebagai salah satu sentra distribusi sayuran di Jawa Barat, dengan sirkulasi Hampir mendekati + 10 ton perhari yang dapat diserap pasar tersebut, pasar Cibitung dan kramatjati juga merupakan pangsa pasar yang prospektif dengan daya serap + 20 ton perhari untuk dapat didistribusikan lagi.
Di sentra bawang merah Brebes dan Cirebon sendiri untuk memenuhi kebutuhan pendistribusian bawang merah, mereka mengimpor dari Philipina dengan kapasitas impor sebanyak + 50 – 60 ton perminggu.
Harga bawang merah tingkat petani pada masa sekarang (Mei – Juli) berkisar Rp. 6.500,- sampai Rp. 7.000,- perkilogramnya, sedangkan antar pedagang menjual pada kisaran Rp. 7.000,- sampai Rp. 8.000,- sedangkan pada tingkat konsumen akhir dengan harga eceran perkilogramnya Rp. 10.000,- sampai Rp. 12.000,-.



Sumber: http://www.lablink.or.id/Agro/BawangMrh/bawangm.htm

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda